Pertengahan Agustus hingga September lalu Universitas Kristen Maranatha bekerja sama dengan Community Empowerment Kota Baru Parahyangan mengadakan Program Pelatihan Masyarakat.
Ini merupakan terobosan yang terbilang unik, karena harus berurusan dengan teknis dan protokol kesehatan terkait pencegahan Covid-19. Jika pada umumnya pengabdian masyarakat di masa seperti ini berupa bantuan karitatif, namun kampus yang satu ini memilih peningkatan dan pemberdayaan ekonomi.
Lewat Fakultas Seni Rupa dan Desain, kampus Maranatha memberi pelatihan produk kreatif kepada masyarakat Desa Bojonghaleuang. Kegiatan ini dimulai sejak 19 Agustus 2020 hingga 10 September 2020.
Desa Bojonghaleuang sebelumnya sudah dikenal sebagai salah satu produsen sabun dari berbahan biji bunga matahari. Ini merupakan keterampilan yang sebelumnya dikembangkan lewat karya pendampingan dari Universitas Padjadjaran, Bandung.
Yang dilakukan lewat pelatihan kali ini adalah penambahan pada desain packaging produk tersebut. Pembuatan sabun dan budidaya bunga matahari sejauh ini amat potensial marketnya dan diminati warga perkotaan.

Selain kelompok pelatihan terkait packaging produk lokal desa ini, ada pula kelompok yang belajar pembuatan sandal dari bahan daur ulang. Dua kelompok pelatihan ini, masing-masing difasilitasi Program Diploma Seni Rupa dan Desain (Konsentrasi Fashion Design) serta Program Sarjana Desain Komunikasi Visual.

Acara pembukaan pelatihan ini dilaksanakan secara daring diikuti oleh pihak pengelola Kota Baru Parahyangan (KBP), Rektor UK Maranatha, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain UK Maranatha, dan perwakilan Bupati Kabupaten Bandung Barat.
Acara ini diakhiri dengan acara menanam pohon bersama lalu dilanjutkan dengan pelatihan pertama yang berlokasi di Kantor Desa Bojonghaleuang.
Dekan FSRD Maranatha, Irena Vanessa dalam sambutannya mengharapkan lewat program ini kehadiran UK Maranatha melalui kemitraan dengan KBP bisa memberikan dampak berkelanjutan dalam hal pemberdayaan masyarakat desa yang terletak di Kecamatan Saguling ini.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana kegiatan ini, Isabella Isthipraya, mengapresisasi para peserta yang terlibat dalam kedua kelompok pelatihan. Ia berharap pelatihan ini bisa berguna meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat.
Isabella mengakui ada sejumlah kesulitan teknis jika pelatihan dilakukan secara daring, sehingga yang onsite tetap diperlukan dengan memperhatikan banyak aspek.
Meski menempuh kesulitan karena dibuat terbatas dan mengusahakan protokol kesehatan, pelatihan ini mungkin dapat menjadi model yang baik program-program pengabdian masyarakat dari kampus, yang orientasinya adalah pemberdayaan. **RS
Foto: Isabella