Press "Enter" to skip to content

Thailand Surganya Street Food

Thailand telah lama menjadi salah satu destinasi utama di kawasan Asia Tenggara, terutama untuk yang ingin menikmati pengalaman ke luar negeri dengan budget tidak terlalu besar.

Semarak belanja, hiburan malam yang meriah, obyek wisata beragam, suvenir yang bermacam-macam dan murah adalah beberapa alasannya. Alasan lain yang paling tidak boleh dilewatkan adalah kulinernya yang murah dan enak sekali!

Street food atau kuliner pinggir jalan di Thailand diakui dunia sebagai salah satu yang terbaik. Makanan enak yang murah mudah ditemukan di berbagai penjuru. Salah satu kuliner kaki limanya, Raan Jay Fai, bahkan mendapat bintang Michelin dan beberapa kali disorot acara kuliner dunia.

Saya beberapa kali singgah di Thailand dan berkesempatan mengunjungi daerah yang berbeda. Entah itu di ibukota Bangkok, daerah pesisir Bang Saen, sampai ke Chiang Mai dan Chiang Rai di utara.

Jujur, saya belum pernah menemukan makanan yang tidak enak. Semua makanan rasanya cocok di lidah Indonesia saya. Mungkin karena masakan Thailand juga kaya bumbu. Terkecuali makanan ekstrim seperti serangga. Saya tidak berani mencobanya.

Masakan kaki lima dapat ditemui dengan mudah di dalam tiap night market. Night market juga adalah salah satu wajah Thailand. Jadi pasti ada di setiap daerah dan menjadi tujuan wisata.

Ada beberapa makanan yang menurut saya tidak boleh dilewatkan. Mango sticky rice adalah dessert andalan yang harus dicoba. Paduan mangga manis, ketan yang wangi dan pulen lalu disiram santan. Biasanya dessert satu ini dijadikan makanan penyambut tamu.

thailand manggo
Mango Sticky Rice.

Kemudian pad thai, semacam kwetiau goreng yang juga adalah makanan nasional Thailand. Yang khas dari pad thai adalah rasa kecap ikan di kwetiau yang berpadu dengan taburan kacang goreng dan perasan jeruk nipis. Nikmat!

Baca juga:  Lawar: Keseimbangan Bali dalam Kuliner

Tom yum goong, saya rasa semua tahu, sebab di Indonesia juga banyak yang menjual sup satu ini. Rasa asam pedas gurihnya memang membangkitkan selera makan.

Di Thailand biasanya ada dua varian tom yum. Versi kuah bening dan yang agak creamy karena ditambah susu. Bagi lidah saya, susu menambah kedalaman rasa ke dalam supnya.

Omlet khas Thailand adalah rekomendasi buat makanan budget paling murah tapi tetap enak. Warung kaki lima banyak yang menjual hidangan satu ini dengan nasi, jadi seperti makan telur dadar saja. Kalau mau versi lebih mewah, bisa ditambah tiram atau potongan daging kepiting.

Masih ada pad kra pao, tumis daging ayam dengan daun basil. Ini merupakan masakan Thailand favorit saya. Saya pernah pesan ini di satu rumah makan yang saya pilih acak saja dekat hotel saya menginap. Rasanya sungguh tidak kalah dengan masakan di restoran mahal. Saya sampai nekat bertanya resepnya ke penjual.

Buat yang tidak masalah dengan status halal makanan, aneka menu yang mengandung daging babi bisa jadi pilihan. Kesukaan saya, moo ping. Sate babi ini paling enak dimakan panas-panas saat baru diangkat dari panggangan.

thailand
Moo Ping.

Saya sudah makan moo ping di beberapa tempat berbeda di Bangkok, bahkan di pedagang kaki lima yang asal ditemui entah di jalan mana, semua terasa enak.

Masih banyak makanan lain yang tidak kalah menarik. Nasi goreng nanas, pad see ew, khao man gai, green curry, bamee kew rasanya tidak ada habisnya kalau membahas kuliner dari negeri gajah putih ini.

Bahkan jajanan frozen yang bisa dipanaskan sendiri di convenience store seperti Lawson atau Seven Eleven rasanya tidak kalah enak dengan makanan yang baru dimasak.

Baca juga:  Pempek bukan Sekedar Milik Palembang

Poin pentingnya adalah harganya murah. Satu porsi nasi dengan pad kra pao, misalnya, bisa didapat hanya dengan 30 baht, tak sampai 15 ribu rupiah. Porsinya pun tidak pelit.

Dengan cita rasa khas, harga murah serta mudah ditemui, tidak salah jika street food di Thailand dikenal luas dan menjadi image negara ini. Setelah pandemi ini berakhir, bolehlah dimasukkan ke dalam bucket list liburan Anda. **HW

Foto: Unsplash