Press "Enter" to skip to content

Curhat Atlit, Sulitnya Latihan Mandiri selama Pandemi

Rabu pagi (3/6), Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Marciano Norman, menggelar diskusi virtual bersama atlit nasional.

Momen ini menjadi ajang curhat para atlit kenamaan Indonesia soal kendala yang mereka hadapi selama menjalani pandemi Covid-19 ini.

Diskusi tersebut menghadirkan sejumlah atlit kenamaan seperti Aries Susanti (panjat tebing), Windy Cantika (angkat besi), Jonathan Christie (bulu tangkis), Riau Ega (panahan), Krisda Putri Aprilia (karate) dan Edgar Xavier Marvelo (wushu).

Momen ini pun menjadi ajang curhat para artis, yang umumnya mengeluhkan program latihan rutin yang mereka jalani sendiri.

Kendala ini memang cukup mengganggu. Karena biasanya mereka menjalani latihan rutin, lalu latihan intensif jelang kompetisi. Dengan dihentikannya semua kejuaraan karena Covid-19, praktis mereka kesulitan memvariasikan latihan.

Untungnya sebagian besar dari mereka pernah mengenyam program pemusatan di pelatnas. Ini sedikit banyak memberi gambaran pada mereka untuk mengenali pola dan tahapan latihan.

Aries Susanti, misalnya, mengaku sejauh ini yang bisa dia lakukan adalah latihan yang menjaga kebugaran serta mempertahankan berat badannya.

Peraih medali emas panjat tebing nomor kecepatan itu mengaku agak kerepotan saat latihan mandiri. Karena ia tidak bisa fokus untuk meningkatkan catatan waktunya.

“Sulit meningkatkan waktu, karena tidak bisa melihat sisi yang kurang saat latihan langsung,” ungkap Aries seperti dikutip Tempo.

Sebagaimana diketahui, kebanyakan latihan intensif untuk para atlit memang mensyaratkan dampingan dari pelatih profesional. Ini penting demi menentukan pola latihan yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan personal.

Di beberapa negara, program seperti ini diadopsi lewat latihan virtual yang memungkinkan pelatih melihat keseluruhan proses. Biasanya tidak hanya menggunakan satu sisi kamera. Juga dengan konektivitas yang nyaris tanpa jeda yang bisa mewakili keseluruhan sudut pandang latihan.

Baca juga:  Moeldoko Soal Reshuffle dan Para Peramal

Namun, kesiapan yang demikian juga tidak melulu tergantung pada teknologi. Pelatih juga perlu melakukan penyesuaian modul dan pola agar mendukung latihan jarak jauh.

Sejak Jumat lalu (29/5), Kemenpora bersama dengan KONI dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) telah mulai mendiskusikan protokol normal baru untuk pembinaan dan pelatihan atlet.

Namun, nampaknya model pelatihan jarak jauh belum akan menjadi prioritas dalam rencana tersebut.

Menanggapi keluhan para atlit, Marciano Norman meminta mereka tetap berlatih sesuai arahan pelatih yang telah menyusun konsep latihan secara mandiri.

Marciano berharap seluruh atlet memanfaatkan waktu yang ada dengan harapan masa pandemi bisa secepatnya berlalu.

“Sehingga ke depan kita masuk normal baru itu juga dengan prestasi baru, pretasi baru itu prestasi yang jauh lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya,” simpulnya. **RS

Foto: Jonatanchristieofficial