Sabtu lalu (20/6) Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM) sukses menggelar uji kompetensi asesor secara daring.
Sejauh ini, ujian online tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia. Peserta ujian kompetensi ini ada sebanyak 10.600 orang berasal dari 34 provinsi.
“Ini ujian daring terbesar pertama di Indonesia yang mempergunakan sistem pengawasan ketat menggunakan video webcam peserta yang diwajibkan aktif selama ujian berlangsung,” demikian disampaikan oleh Ketua BAN-SM Toni Toharudin dalam siaran persnya Minggu (21/6).
Ujian itu berlangsung dalam dua sesi, yang meliputi uji aspek kognitif yang terdiri dari 11 sub-test dan uji aspek non kognitif yang terdiri dari 3 sub-test. Kedua sesi tersebut dibagi dalam tiga zona waktu Indonesia.
Dalam penerapan ujian ini, papar Toni, semua peserta harus menyiapkan laptop dengan fasilitas kamera aktif dan terkoneksi internet dengan stabil. Peserta kemudian menunjukkan KTP dan kertas kosong ketika pengambilan foto peserta saat login pada sistem ujian.
Selama ujian berlangsung peserta diwajibkan ada dalam posisi duduk di ruang tertutup dan tidak ada gangguan dari orang lain. Pengawas akan mengecek kesesuaian identitas yang tampil di layar perangkat ujian.
Penggunaan alat bantu seperti kalkulator, buku, alat komunikasi selain perangkat yang akan digunakan ujian, dilarang dan terus diperhatikan oleh para pengawas.
Seluruh aktivitas peserta direkam melalui kamera yang ada pada perangkat ujian. Apabila aktivitas peserta tidak bisa terlihat melalui kamera, pengawas dapat menghentikan ujian peserta dan peserta dianggap telah menyelesaikan ujian.
“Semua peserta yang ikut uji kompetensi secara serentak dan terpantau melalui webcam. Bila webcam tidak aktif atau terpantau ada orang lain yang membantu, maka peserta tersebut langsung didiskualifikasi,” lanjut Toni.
Ujian kompetensi menjadi kebutuhan untuk memastikan para asesor sekolah dan madrasah mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar kompetensi.
Peserta yang lulus uji kompetensi ini secara otomatis akan terdaftar sebagai peserta pelatihan asesor yang akan menggunakan paradigma baru yang berbasis kinerja.
Keberhasilan ujian online yang diselenggarakan oleh badan di kementerian pendidikan dan kebudayaan ini bisa dikatakan terobosan baru.
Hasil evaluasinya dapat pula menjadi rujukan untuk sejumlah ujian yang dalam beberapa waktu ke depan juga akan diselenggarakan badan dan lembaga negara lain. **RS
Foto: Unsplash