Press "Enter" to skip to content

Kuatnya Lumbung Pangan Komunitas Adat Bonokeling

“Kalau warga, biasanya menyimpan oyek yang dibuat dengan bahan baku singkong. Sekarang memang sudah menyimpan beras juga.”

Demikian Tawen warga desa Pakuncen, Banyumas bercerita soal lumbung pangan desanya.

Sebagaimana dilaporkan media lingkungan Mongabay (9/5), sejak akhir April lalu, warga yang merupakan komunitas adat Bonokeling ini sudah mulai mengolah panen singkong dan padinya untuk disimpan lebih lama.

Oyek yang dioleh Tawen adalah olahan singkong yang bisa disimpan paling tidak sebulan. Fungsinya mirip beras, bisa ditanak dan menjadi makanan pokok.

Tak hanya singkong, padi juga disimpan dalam bentuk kering dalam gudang khusus, sehingga bisa bertahan jauh lebih lama.

Sanlaling, tetangga Tawen, misalnya. Ia telah menyiapkan sekitar 10 ton gabah, yang tentunya jauh melampaui kebutuhannya sendiri.

“Tidak untuk kebutuhan sendiri. Kalau nanti ada yang butuh pada saat paceklik, baru dibuka, sekalian tolong-menolong, apalagi kalau ada musibah seperti Corona sekarang,” ungkap Sanlaling.

Komunitas adat Bonokeling yang menempati sejumlah desa di Banyumas memang punya keistimewaan tersendiri dalam mengantisipasi kelangkaan pangan.

Mereka tetap melakukan diversifikasi makanan. Hasil panen pokok berupa padi dan singkong pun selalu mereka simpan dalam jumlah cukup, sehingga persediaan makan tetap ada.

Tiap RT memiliki lumbung padi. Biasanya berupa bangunan yang berbarengan dengan Balai RT.

Lewat lumbung, warga menyetor gabah dan jika terjadi paceklik dapat meminjam dari lumbung, lantas mengembalikannya saat panen.

Sumitro, salah satu tetua komunitas adat Bonokeling, menjelaskan kebiasaan ini telah berlangsung sejak 1950-an.

“Di masa itu, kita pernah paceklik, sampai orang harus bertahan dengan hanya makan daundaunan. Atas kejadian itu maka warga berusaha menyimpan cadangan pangan dan mengurus lumbung,” ujar Sumitro.

Baca juga:  Enny Arrow Legenda Stensilan Erotis Indonesia

Kearifan lokal yang masih dipelihara hingga sekarang, menjadi contoh yang baik bagaimana warga masyarakat mandiri dan berdaulat dalam mencukupi pangannya.

Belakangan, karena pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, muncul sejumlah kekhawatiran akan kelangkaan pangan.

Maka, kemandirian dan semangat berbagi, seperti yang warga Bonokeling lakukan, bisa menjadi alternatif yang mumpuni. **RS