Press "Enter" to skip to content

Kematian George Floyd Picu Kerusuhan di Minnesota

“Aku tak bisa bernafas… Tolong…”

Kalimat itu berkali-kali diucap George Floyd. Leher Floyd ditekan paksa dengan lutut oleh seorang polisi selama beberapa menit.

Kejadian itu berlangsung pada Senin (25/5). Floyd ditahan atas tuduhan penggunaan uang palsu sebesar 20 dollar saat membeli rokok di sebuah toko di wilayah Selatan Kota Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.

Kekerasan ini berdampak parah pada Floyd. Pria berusia 46 tahun itu mengalami pendarahan dan kemudian meninggal di rumah sakit.

Dalam kronologi kasus yang dinarasikan oleh New York Times, diketahui bahwa kejadian ini direkam oleh seseorang yang melihat. Orang yang sama juga meminta kepada polisi untuk segera menghentikan tindakan kekerasannya.

Video ini justru viral setelah kepolisian Minneapolis memberikan laporan versi petugas yang menyebut tewasnya Floyd karena insiden medis ketika melakukan perlawanan saat ditangkap.

Inilah yang memicu kemarahan dan protes besar. Keluarga Floyd menuntut agar kejadian ini dihukum sebagai kasus pembunuhan.

Gelombang protes pun bermunculan mulai dari Selasa hingga Kamis lalu. Tidak hanya di kota-kota negara bagian Minnesota, protes juga berlangsung di Los Angeles dan Memphis. Bagi sebagian besar orang, kejadian ini dianggap kekerasan yang bias permasalahan rasial yang kronis di Amerika.

Apalagi, dalam beberapa waktu belakangan, polisi memang dinilai diskriminatif saat memperlakukan warga kulit hitam seperti Floyd saat melakukan penertiban hukum.

Kasus ini dianggap sama dengan yang terjadi pada Eric Garner (2014) dan Philando Castile (2016), keduanya juga warga Afro-Amerika, yang menjadi korban kekerasan polisi.

Namun rupanya, aksi damai yang berlangsung selama tiga hari itu, berakhir ricuh. Kamis malam (28/5), terjadi pembakaran kantor polisi dan sejumlah gedung di dua kota utama negara bagian Minnesota, yaitu kota Minneapolis dan Saint Paul. Polisi setempat juga melaporkan terjadi penjarahan di toko dan supermarket.

Baca juga:  Butuh Waktu Tiga Bulan, Biar Trump Mau Pakai Masker

Kerusuhan ini memaksa diturunkannya pasukan Garda Nasional untuk membantu polisi meredam amuk massa.

Pemerintah dan otoritas kejaksaan setempat telah meminta agar masyarakat menahan diri dan tidak merusak. Mereka berjanji akan menangani kasus ini dengan efektif dan seterbuka mungkin.

Polisi yang menekan leher Floyd, Derek Chauvin, beserta ketiga rekannya yang turut dalam penangkapan telah dipecat dari kepolisian dan menjalani pemeriksaan. **RS

Foto: Fox9.com