Press "Enter" to skip to content

Tra Perlu Kaya, Mama Dessi Sumbang Sayur Satu Noken Atasi Covid-19

“Sa tra bisa sumbang beras, tapi ko kasih ini tambah ee, biar dong bisa pake masak, tidak kelaparan. Supaya dong tra perlu beli sayur di pasar…” (Saya tidak bisa menyumbang beras, tapi tolong tambahkan ini agar mereka bisa masak, tidak kelaparan. Supaya mereka tidak perlu ke pasar).

Itu yang diucapkan Dessi di Senin pagi (6/4). Penjual sayur di Pasar Lama Sentani ini merasa perlu ikut ambil bagian dalam aksi sosial yang digalang di Kabupaten Jayapura.

Hiswita Pangau, aktivis kemanusiaan Papua yang menjadi salah seorang panitia, menceritakan bagaimana Dessi dengan inisiatif sendiri menghampiri posko bantuan mereka.

“Mama Dessi bahkan meminjamkan nokennya, karena kami awalnya kebingungan bagaimana mengemas sayur-mayur yang ia sumbangkan. Soalnya barang-barang lain sudah siap antar,” cerita Hiswita.

Noken, tas khas Papua itu, memuat beragam sayuran segar. Bantuan ini terbilang sederhana, tapi terasa begitu membekas karena ketulusan dan pengorbanan dibaliknya.

Dessi bukanlah seorang berpunya, tapi hatinya begitu trenyuh saat di hari sebelumnya ia mendengar ada aksi sosial yang digalang demi membantu rekan-rekan yang tidak dapat keluar rumah. Mereka yang tengah menjalani isolasi selama masa darurat bencara Covid-19.

“Tra apa-apa. Tra perlu jadi kaya baru bisa kasih to? Ini sa kasih saja. Kasian orang yang belom makan. Yang penting penyakit Corona ini cepat habis, hilang begitu,” ungkap Dessi ketika ditanya alasan ia menyumbang, padahal seharusnya ia perlu untuk berjualan.

Di tengah gersangnya situasi bencana, yang kadang membuat sebagian orang menjadi egois, teladan dari orang seperti Dessi serasa jadi oase. Saat Hiswita membagikan kisah itu di akun media sosialnya, ribuan orang merasa amat tersentuh. Kisah itu telah dibagikan hampir lima ribu kali dan menuai belasan ribu tanggapan.

Baca juga:  Indonesia Mundur dari All England, Netizen Mau Salahkan Siapa?

Mama Dessi serasa membangkitkan lagi ketulusan yang tersembunyi di relung hati tiap kita. Bahwa kita sebenarnya punya semangat berbagi dan sepenanggungan bersama saudara yang menderita. Ini bukan soal apa atau berapa yang kita punya, tapi soal niat yang luhur untuk memberi. Seperti kata Mama Dessi, “Tra perlu kaya, baru bisa kasih…” **RS

Sumber: Hiswita Pangau