“Akan selalu kuingat, dan tak akan pernah kulupa, Senin: uangku diambil, Selasa: namaku diolokolok, Rabu: seragamku dirobek-robek, Kamis: tubuhku bersimbah darah, Jumat: semua berakhir, Sabtu: kebebasan.” Demikian akhir lembaran buku harian Vijay Singh, 13 tahun. Ia ditemukan menggantung diri pada pegangan tangga di rumahnya.
Itu adalah cara Barbara Coloroso membuka serangkaian kisah-kisah perundungan anak di seluruh dunia. Hal ini membuat saya bergidik dan miris. Membayangkan jika hal itu menimpa anak saya.
Rentetan peristiwa di atas memang terjadi di luar negeri, namun Indonesia tidak kurang cerita serupa. Segudang catatan kelam bisa kita telusuri menambah daftar.
Faktanya, sekolah seakan bukan lagi hal yang menyenangkan. Dunia anak-anak seakan penuh ancaman dan tekanan. Bahkan menurut Coloroso, penindas, pihak yang tertindas dan penontonnya adalah tiga karakter dalam sebuah drama tragis yang dimainkan di rumah, sekolah, taman bermain, dan jalan-jalan.
Sebuah drama banyak versi dengan tema tragis yang itu-itu saja, dimainkan oleh para aktor yang berbeda-beda, mengenakan kostum yang berbeda-beda, menyitir baris kalimat yang berbeda-beda.
Lewat Stop Bullying, Coloroso memaparkan sisi psikologis dan praktis bagaimana kita, para guru dan orang tua khususnya, menyikapi anak-anak yang berperan sebagai penindas, tertindas dan penonton.
Penulis, berdasarkan pengalamannya, memaparkan penggolongannya soal perundungan anak. Tak lupa ia menyajikan dengan kritis bagaimana hal tersebut juga terkait gender, karena ada perbedaan perundungan pada anak lelaki dan perempuan.
Tidak hanya mengangkat kisah dan analisis, Coroloso juga berbagi sejumlah tips praktis soal kemampuan yang menghindarkan anak dari status “korban perundungan,” bagaimana bersikap bila anak Anda seorang yang melakukan perundungan serta bagaimana membantu menyembuhkan anak yang menjadi korban. Ia juga mengajak kita kritis mengevaluasi kebijakan anti perundungan di sekolah dan tempat lain.
Tentu saja, dengan membaca buku ini, para orang tua dan guru pun harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh terhadap kebiasaan memperlakukan anak-anaknya. Jangan-jangan kita sedang membentuk mereka memainkan peran dan karakter penindas, yang tertindas dan menjadi penonton! **DW
Judul buku: Stop Bullying!
Penulis: Barbara Coloroso
Penerbit: Serambi
Tebal: 392 Hal
Foto: Goodreads