Semenjak Pandemi Covid-19 dan orang bekerja dari rumah, kebutuhan rapat via aplikasi online semakin meningkat. Sebagian besar dari kita pun mencoba aplikasi yang selama dipakai untuk meeting online. Berhubung, menggantikan kerja tatap muka, umumnya memilih aplikasi dengan fitur video conference.
Zoom adalah aplikasi yang paling booming. Stabilitas koneksi video, kebutuhan bandwith yang lebih kecil, serta daya tampung yang lumayan besar, menjadikan aplikasi ini banyak dipilih. Zoom juga memiliki fitur merekam oleh semua peserta.
Kekurangan yang paling menonjol memang pada versi free-nya, dimana pertemuan hanya berdurasi 40 menit. Versi chat-nya juga hanya untuk general dan pribadi, sehingga lebih cocok untuk diskusi umum, ketimbang kerja per kelompok. Tentu saja, ini bisa diatasi dengan menggunakan versi berbayar, yang bahkan dapat ditingkatkan lagi dengan Zoom Room.
Zoom juga banyak dikritik dari aspek keamanannya. Kemudahan peserta merekam juga menjadi sisi minus saat pertemuan dirancang tertutup.
Google tak mau ketinggalan. Selepas menghadirkan Google Hangout, aplikasinya kini ditingkatkan lewat Google Hangout Meet. Aplikasi ini dapat terintegrasi dengan G-Suite, yang juga dapat dipakai untuk create room.
Google Meet sebelumnya hanya ada versi berbayar. Namun sejak pandemi Covid-19, Google memberikan layanan gratis. Dalam satu sesi, Google Meet dapat mengundang hingga 250 peserta. Selain itu, viewer yang bisa melihat Google Meet hingga 100 ribu. Kebijakan untuk merekam diserahkan pada admin institusi.
Webex adalah pemain lama di bidang ini. Layanan yang diakusisi Cisco ini sedari awal menargetkan pengguna perusahaan besar. Meski demikian, kini Webex hadir dalam layanan gratis terutama untuk institusi pendidikan yang mendukung pembelajaran jarak jauh.
Microsoft Team mungkin merupakan platform cocok buat kerja kelompok dan model pembelajaran kolaboratif. Dalam satu tim bisa dibuat beberapa channel, sehingga memudahkan diskusi dengan banyak kelompok. Video conference-nya pun dapat direkam secara online via cloud dan bisa ditonton ulang via Microsoft Stream.
Meski demikian, Team memang digunakan secara institusi, bukan individu. Format conference juga maksimal memunculkan empat orang dan yang lain muncul bergantian saat bicara.
Keempat aplikasi ini meningkat penggunaannya semenjak diterapkan kebijakan bekerja dari rumah. Pemain lain seperti Slack dan Lark juga cukup menonjol di sejumlah negara, namun nampaknya belum banyak dipakai di Indonesia.
Aplikasi video–call seperti Skype, Whats Up dan Facebook Messenger juga digunakan pada skala kecil. Meski punya keterbatasan dalam hal berbagi dan menampilkan presentasi, namun penggunaan fitur ini terbilang mudah.
Akhirnya, tentu tergantung sebatas mana kebutuhan, untuk memutuskan platform mana yang mau dipakai. **RS