Sebagai seorang dokter spesialis anak di salah satu rumah sakit di Jakarta Barat, dr. Vimala Dewi Lukito, Sp.A, juga terlibat dalam penanganan pasien Covid-19, baik yang sudah positif maupun yang masih suspect. Hal ini mengharuskannya untuk mengenakan alat perlengkapan diri (APD) selama menangani pasien, serta menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
“Tentu saja ada ketakutan. Siapa sih yang tidak takut tertular di tengah pandemi seperti ini. Peluang itu selalu saja ada, biarpun kita bisa berusaha maksimal untuk mencegahnya,” komentarnya saat bercerita Selasa lalu (7/4). dr. Vimala bercerita semua protokol kesehatan yang ketat untuk menangani pasien Covid-19 kini telah menjadi ritual keseharian yang mesti ia jalani.
Namun, yang paling berat buatnya bukanlah soal ketakutan tertular atau semakin intensnya kesiagaan. Dokter lulusan St. Luke’s Medical Center ini mengaku amat berat menjalani tugas, karena kini ia dituntut untuk membatasi interaksi fisik dengan keluarga.
“Saya tidak bisa lagi bersentuhan dengan anak-anak. Tidak bisa lagi sekedar tidur bersama, memeluk atau mencium mereka. Apalagi salah satu anak saya punya penyakit yang membuat daya kekebalannya menurun. Tentu saya tidak mau menularkan virus pada mereka. Secara fisik saya sehat, tapi tetap berkemungkinan saya terinfeksi tanpa gejala,” ia mengisahkan.
Ada satu kejadian yang begitu menyentuh hati dr. Vimala, saat suatu pagi ia mendapati kedua anaknya berjejalan tertidur di lantai di dekat ranjangnya.
“Rupanya tengah malam mereka diam-diam masuk ke kamar isolasi saya. Mereka kangen tidur di dekat mamanya. Saat itu hati saya rasanya campur aduk sekali, antara mau ngomel, sedih, terharu dan sedikit khawatir,” ungkapnya setengah berkaca. Ia sendiri tak dapat menyangkali bahwa ia begitu kangen sentuhan kedua buah hatinya.
Vimala hanya berharap agar pandemi ini bisa segera berakhir. Ia menghimbau agar setiap orang bekerja sama untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Anjuran pemerintah dan tenaga kesehatan untuk menjaga jarak fisik, tinggal di rumah, menjaga kebersihan serta menguatkan imunitas tubuh adalah tindakan paling tepat yang bisa dilakukan.
“Kami tenaga medis bukanlah garda terdeban, Anda semualah sebenarnya garda terdepan dalam menghadapi wabah ini. Anda punya peran penting memutus penyebaran wabah. Kami para tenaga medis justru merupakan garda terakhir. Dengan bersama kita pasti bisa menghadapi wabah ini,” pesannya. **RS
Sumber: ODB Indonesia
Foto: Medikids-id.com