“Semangat…”
Hampir semua warga bersorak memberi dukungan dari depan rumahnya. Meski tetap menjaga jarak aman, antusiasme masyarakat di salah satu kampung di Majene, Sulawesi Barat itu terlihat jelas. Hari Minggu lalu (29/3) mereka ‘mengantar’ Y, warga pertama di Sulawesi Barat yang dinyatakan positif Covid-19. Remaja 14 tahun itu dijemput petugas kesehatan untuk kemudian dirawat di Rumah Sakit Regional Sulbar.
Y adalah seorang siswa yang bersekolah dan menyantri di Kabupaten Bogor. Saat pulang ke kampung halamannya, Rabu (25/3), ia sempat menjalani pemeriksaan suhu tubuh di Bandara Sultan Hasanuddin Makasar dan didapati sedang demam tinggi. Ia kemudian menjalani tes dan beberapa hari kemudian dinyatakan positif Covid-19.
Bupati Majene, Fahmi Massiara, menyatakan bahwa keluarga Y juga telah menjalani isolasi. Selama masa isolasi tersebut kebutuhannya telah ditanggung oleh pemerintah. “Para tetangga juga sangat mendukung, mereka membantu banyak hal yang diperlukan. Pasien itu seolah jadi adik kita semua,” ujarnya. Kondisi Y sendiri Rabu lalu (1/4) dikabarkan sudah membaik. Keluhan berupa demam dan batuknya mulai berkurang.
Kepala Dinas Kesehatan Majene, dr Rahmat Malik, menyatakan saat kejadian ini dialami Y, Kabupaten Majene sebenarnya belum memiliki alat tes dan rumah sakit rujukan yang siap merawat pasien Covid-19.
“Kita menunggu APD dan Rapid Test dari provinsi. Yang bersangkutan positif ini harus dirujuk ke rumah sakit rujukan. Apakah di RS Parepare, Makassar atau RSUD Regional Sulbar. Alhamdulillah koordinasi bisa cepat, kita akhirnya rujuk ke RSUD Regional,” ungkap Rahmat.
Kedewasaan dan solidaritas masyarakat Majene memang patut diacungi jempol. Kondisi dan fasilitas yang ada memang masih terbatas, tapi mereka cukup sigap mengantisipasi dan sangat teredukasi perihal penanganan Covid-19. Pasien dan keluarganya tidak ditolak atau dikucilkan, namun justru diberi semangat untuk sembuh dan dibantu selama masa isolasi.
Hal seperti inilah yang amat diperlukan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Masyarakat perlu tahu protokol kesehatan yang mencegah penularan. Sekaligus dapat bersolidaritas dengan pasien, petugas medis serta pemerintah daerah. Orang yang tertular virus tentu tidak ingin dirinya tertular. Mereka butuh cinta, perhatian, dan bantuan untuk sembuh. **RS
Sumber: fajar.co.id; makassar.tribunnews
Foto: liputan6