Press "Enter" to skip to content

Arief Budiman bukan Sekedar Kakaknya Soe Hok Gie

Lepas tengah hari Kamis (23/4), sosiolog Arief Budiman menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Ken Saras, Kabupaten Semarang. Sebelum pria kelahiran Jakarta 3 Januari 1941 ini tutup usia, ia telah mengidap penyakit parkinson, hampir sepuluh tahun belakangan.

Arief Budiman, yang terlahir dengan nama Soe Hok Djin, mungkin lebih sering dikaitkan dengan adiknya, Soe Hok Gie nama besar dari kalangan aktivis 1966. Memang benar, dari Arief lah sejumlah catatan harian dan dokumentasi terkait Soe Hok Gie bisa terpublikasikan.

Namun, kiprah Arief sebenarnya sangat luas dan mencakup sekian banyak bidang. Tidak hanya psikologi dan sosiologi yang merupakan spesifikasi akademiknya, ia dikenal dekat dengan aktivitas politik, kesenian, seni-budaya dan sejarah Indonesia.

Aktivitas politiknya yang paling terkenal adalah saat menyerukan golput, menolak pemilu 1971, pemilihan umum ini pertama kali digelar pemerintahan Orde Baru dengan kemenangan mutlak Golkar. Tak berhenti disana, Arief juga selalu terlibat dalam kritik atas bentuk-bentuk korupsi dan model pembangunan selama Orde Baru.

Aktivitas akademisnya sebagai dosen di UK Satya Wacana, Salatiga adalah bentuk lain pengabdian. Disana ia mempelopori program pascasarjana studi pembangunan. Ini merupakan program interdisipliner. Tidak hanya ilmu ekonomi, tapi juga disiplin ilmu lain, mulai politik, sosial dan budaya.

Tahun 1980-an, hanya UKSW yang punya program seperti ini dan menjadi rujukan bagi banyak studi sosial di kampus lain. Cukup banyak pemikir dan aktivis Indonesia yang lahir lewat peran ini. Para ‘murid’-nya inilah yang kemudian menjadi orang-orang yang mempelopori reformasi 1998.

Arief juga dikenal banyak membantu meluaskan kajian tentang Indonesia oleh peneliti dunia. Perannya sebagai pengajar Indonesian Studies di University of Melbourne, Australia mendorong studi tentang keindonesiaan menjadi punya posisi yang cukup dikenal dunia internasional.

Baca juga:  Lempar Isu Presiden Tiga Periode: Cuma Ganti Pemain

Meski dikenal sangat kritis, terutama lewat tulisan, Arief Budiman adalah pribadi yang santun dan terbuka. Ia sangat senang berdiskusi, tanpa membedakan status. Bagi mereka yang belajar dan berdiskusi dengannya, Arief lebih dikenal sebagai mentor dan lawan tanding diskusi yang gigih nan menantang.

Mungkin buat mereka inilah, sosok Arief terasa amat kuat meninggalkan kesan. Jauh lebih hebat dari sekedar kakak seorang yang juga hebat. **RS

Foto: Thejakartapost.com